Senin, 09 November 2015

Asuhan keperawatan Colic Abdomen




ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN COLIC  ABDOMEN

Untuk melengkapi tugas Keperawatan Kritis
Dosen : Pariyem S.kep,Ns




Nama Kelompok :
Deby Arjian
Dyah Yohana
Tyas Saputri
Mega Hari
Yudho Wahyu
Safitri Retno
Supriyanti


AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB NGAWI
T.A 2015/2016
1.   DEFINISI
      Colic Abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen (perut). Hal yang mendasari hal ini adalah infeksi pada organ di dalam perut (mencret, radang kandung empedu, radang kandung kemih), sumbatan dari organ perut (batu empedu, batu ginjal). Pengobatan yang diberikan adalah penghilangan rasa sakit dan penyebab utama dari organ yang terlibat. Bila infeksi dari kandung kemih atau kandung empedu maka pemberian antibiotik, bila ada batu di kandung empedu maka operasi untuk angkat kandung empedu.
      Batu saluran kencing merupakan penyakit yang sering terjadi, yang menimbulkan rasa sakit hebat dan dapat berakibat kegagalan fungsi ginjal apabila tidak mendapat penanganan secara cepat dan tuntas.
2.   ETIOLOGI
      Mekanis
      a).  Adhesi / perlengketan pascah bedah ( 90% dari obstruksi mekanik )
      b).  Karsinoma
      c).  Volvulus
      d).  Intususepsi
      e).  Obstifasi
      f).  Polip
      g). Striktur
      Fungsional ( non mekanik )
      a).  Ileus Paralitik
      b).  Lesi medula spinalis
      c).  Enteritis regional
      d).  Ketidakseimbangan elektrolit
      e).  Uremia


3.   KLASIFIKASI
Pada umumnya batu empedu dapat dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :
  1. Tipe kolesterol.
  2. Tipe pigmen empedu.
  3. Tipe campuran.
Batu kolesterol terjadi akibat gangguan hati yang mengekskresikan kolesterol berlebihan hingga kadarnya diatas nilai kritis ke larutan kolesterol dalam empedu.
Tipe pigmen biasanya akibat proses hemolitik atau investasi E. Coli ke dalam empedu yang dapat mengubah bilirubin diglukuronida menjadi bilirubin bebas yang mungkin dapat menjadi Kristal kalsium bilirubin.

4.   PATOFISIOLOGI
Colic abdome adalah gangguan pada aliran normal usus seoanjang traktus intestinal. Rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen. Hal yang mendasari adalah infeksi dalam organ perut (diare, radang kandung empedu, radang kandung kemih). Sumbatan dari organ perut (batu empedu, batu ginjal). Akut abdomen yaitu suatu kegawatan abdomen yang dapat terjadi karena masalah nyeri abdomen yang terjadi tiba-tiba dan berlangsung kurang daari 24 jam. Colic abdomen terkait pada nyeri perut serta gejala seperti muntah, konstipasi, diare, dan gejala gastrointestinal yang spesifik. Pada kolik abdomen nyeri dapat berasal dari organ dalam abdomen, termasuk nyeri viseral. Dari otot lapisan dinding perut. Lokasi nyeri perut abdomen biasanya mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut. Walupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan perjalanan dari tempat lain. Oleh karena itu, nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain.



5.   MANIFESTASI KLINIS
      1.   Mekanika sederhana – usus halus atas
 Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah empedu    awal,
peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus minimal.
      2.   Mekanika sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit atau tidak ada kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan difus

minimal.
      3.   Mekanika sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian terjad
muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus minimal.
      4.   Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram nyeri

abdomen, distensi ringan dan diare.
     5.    Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir; distensi

sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeri tekan terlokalisir hebat.
Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar.
6.   PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus
2. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan sigmoid

yang tertutup.
3. Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah; peningkatan hitung

4. SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum amilase
 
karena iritasi pankreas oleh lipatan usus.
5. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik.

7.   KOMPLIKASI
Gangren
Gangren adalah borok yang disebabkan karena kematian sel/jaringan. Gangren kandung
empedu, saluran empedu dan pankreas diawali oleh infeksi pada organ-organ tersebut.
Sepsis
Sepsis adalah menyebarnya agen infeksi (misalnya bakteri) ke seluruh tubuh melalui
peredaran darah. Sepsis berat dapat menimbulkan syok, dimana tekanan darah turun.
Fistula
Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua organ. Batu empedu   mengerosi
dinding kandung empedu atau salurang empedu, menimbulkan saluran baru ke lambung,
usus dan rongga perut.
Peritonitis
Peritonitis adalah radang rongga perut, disebabkan karena rongga perut yang steril
terkontaminasi oleh cairan empedu melalui suatu fistula ke rongga perut.
Ileus
Ilues dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat terjadi bila batu berukuran cukup  besar.

8.   PENATALAKSANAAN MEDIS
    1.   Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
    2.   Terapi Na+, K+, komponen darah
    3.   Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial
    4.   Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
    5.   Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area penyumbatan
         
selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan.
    6.   Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.
    7.   Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi kronik, ileus
         
paralitik atau infeksi.
    8.   Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
    9.   Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.
    10. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus dengan   
         
reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.

1.   DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      DIAGNOSA KEPERAWATAN  DAN INTERVENSI
1)      Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses penyakit ditandai dengan nyeri perut , ekspresi wajah penderita berhati – hati dengan abdomen
Tujuan : setlah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam , diharapkan nyeri berkurang
Kriteria hasil : 
1.      Klien mengatakan nyeri berkurang
2.       Ekspresi wajah klien tidak menyeringai

Inervensi
1.      Catat keluhan nyeri termasuk lokasi danlamanya
R/ nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri sebelumnya untuk membantu diagnosa
2.      Observasi TTV klien
R / untuk mengetahui perkembanganklien
3.      Kaji ulang faktor yang meningkatan dan mengrangi nyeri
R / membant dalam membuat diagnosa dan membuat terapi
4.      Bantu laukan tekni relaksasi
R /membantu menurunkan persepsi respon nyeri
5.      Kolaorasi dengan tim medis dalam pemberian teraipi
R / membantu proses penyembuhan
2)      Ansietas b/d kesehatan ditandai dengan klien erlihat gelisah
Tujuan : setlah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam ,diharapkan klien tidak cemas lagi
Kriteria hasil :
1.      Klien rileks
2.      Klien tidak gelisah
3.      Menunjukan pemecahan masalah 
                 

Intervensi
1.      Awasi respon fisiologis seperti takipnue
R / dapat menjadi indikasi derajat akut yang di alami pasien tetepai juga dapat berhubungan dengan kondisi fisikpasien
2.      Catat petunjuk perilaku seperti gelisah  kurang kontak mata
R / indikator derajat angkut
3.      Berikan pernyataan takut dan ansietas , berikan umpan balik
R / membantu pasienmenerimapeasaaan dan memberikan kesempatan untuk memperjelas kesalahan konsep
4.      Berikan pengetahuan pda keluarga klien
R / membantu menunjukan takut melalui pengalaman menakutkan menjadi seorang diri
5.      Kolaborasi tim medis pemberian terapi
R /untuk mempecepatt penyembuhan dan memberikan rasa tenang pada klien

3)      Resiko gangguan pemenuhan nutrisi b/d anoreksia di tandai dengan mual , muntah, dan nyeri perut
Tujuan :  setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam ,diharapkan klien tidak nyeri perut dan nutrisi klien terpnuhi
Kriteria hasil :
1.      Klien tidak merasa mual dan tidak ingin muntah
2.      Kien toleran terhadap makanannya
Intervensi
1.      Kaji dan observasi TTV klien
R / mengetahui perkembangan kien
2.      Anjurkan klien makan seikit tapi sering
R /agar isi lambung tidak kosong atau memperbaiki kondisi pencernaan klien
3.      Kolaboorasi dengan ti gizi dalampemberian diit
R / melakukan fungsi independen perawat








   
DAFTAR PUSTAKA
  • Marllyn E. Doenges dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, 2000
  • Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan dkk. Ed. 1. Jakarta : EGC; 2001
  • Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar